Alam Semesta, Tata Surya dan Bumi - Geografi

Artikel ini akan menjelaskan tentang Alam Semesta, Tata Surya dan Bumi.
--

『 Alam Semesta 』

Alam semesta atau jagad raya dapat diartikan sebagai suatu ruangan yang maha besar, dimana didalamnya terjadi segala peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia maupun yang belum dapat diungkapkan manusia.

Teori Terbentuknya Alam Semesta

Alam semesta terbentuk kira-kira ribuan juta tahun yang lalu bersamaan dengan adanya letusan-letusan besar. Ada beberapa teori yang menyatakan tentang terbentuknya alam semesta, antara lain sebagai berikut.

  1. Teori Dentuman Besar

    Teori dentuman besar (Big Bang) dikemukakan oleh Abbe George dan Bemaitre Dwin Hubble, yang menyatakan bahwa pada awalnya jagad raya merupakan massa sangat besar yang memiliki massa jenis sangat besar pula. Reaksi inti menyebabkan massa ini meledak dahsyat. Massa kemudian mengembang dengan sangat cepat dan menjauhi pusat ledakan.

  2. Teori Keadaan Tetap Teori keadaan tetap (Steady State)

    Teori Keadaan Tetap Teori keadaan tetap (Steady State) dikemukakan oleh Fred Hoyle, Thomas Gold, dan Herman Bondi, yang menyatakan bahwa jagad raya bersifat tetap atau statis serta tidak ada awal dan akhir. Hal ini dikarenakan, ketika jagad raya mengembang, materi baru terus menerus muncul dengan sendirinya dalam jumlah yang pas sehingga jagad raya dalam keadaan stabil. Galaksi baru yang terbentuk dari materi baru ini membuat jagad raya tampak sama sepanjang masa. Hal itu menunjukkan bahwa jagad raya tidak mengalami perubahan sampai kapanpun.

  3. Teori Mengembang dan Memampat

    Teori mengembang dan memampat (The Oscillating) dikemukakan oleh Alexandre Friedman, yang menyatakan bahwa jagad raya terbentuk oleh reaksi inti hidrogen dari peristiwa dentuman besar. Berdasarkan teori ini jagad raya tidak konstan, akan tetapi mengembang dari perkembangan reaksi inti hidrogen. Jagad raya mengembang terus-menerus, tetapi semakin lama menunjukkan gerak melambat. Semakin melambat nya gerak mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh gravitasi jagad raya Pengaruh gravitasi ini menyebabkan jagad raya memampat atau mengalami penyusutan.

Anggota Alam Semesta

  1. Galaksi

    Galaksi adalah kumpulan benda-benda langit yang terdapat di alam semesta yang berjumlah jutaan bahkan milyaran. Beberapa galaksi di antaranya telah dikenal dengan baik, misalnya galaksi Andromeda, galaksi Magellan, galaksi Ursa Mayor, galaksi Jauh, galaksi Black Eye, dan galaksi yang dikenal dengan galaksi kita, yaitu galaksi Bima Sakti atau galaksi Susunan Jalan Susu (The Milky Way System).

  2. Bintang

    Bintang adalah sebuah benda langit yang dapat memancarkan cahaya dan panas sendiri. Bintang-bintang terbentuk dari kabut debu dan gas yang sangat besar yang disebut nebula. Bintang-bintang berbeda ukuran dan sifatnya. Beberapa buah bintang lebih kecil dari bumi dan yang lainnya beribu-ribu kali lebih besar. Salah satu contoh bintang adalah matahari.

  3. Komet

    Sering disebut juga dengan bintang berekor. Komet merupakan benda angkasa yang terlihat bercahaya dikarenakan adanya gesekan atom-atom di udara. Inti komet terdiri atas bongkahan es dan gas yang telah membeku.

  4. Meteor

    Merupakan pecahan planet/ bintang yang melayang di angkasa. Meteor yang masuk ke dalam atmosfer bumi sebagian akan terbakar habis sebelum mencapai permukaan bumi.

  5. Asteroid

    Merupakan planet berbatu yang kecil dengan jumlah yang sangat banyak yang berputar mengelilingi matahari.

『 Tata Surya dan Bumi 』

Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang berputar mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa matahari merupakan pusat dari tata surya. Matahari disebut sebagai pusat tata surya karena memiliki gaya gravitasi yang tinggi. Pada tata surya 98% massa tata surya terkumpul pada matahari.

Teori Pembentukan Tata Surya

  1. Teori Kabut/Nebula

    Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Laplace pada tahun 1796. Menurut teori ini mula-mula ada kabut gas dan debu (nebula) yang sebagian besar terdiri atas hidrogen dan sedikit helium. Nebula mengisi seluruh ruang alam semesta, karena proses pendinginan kabut gas tersebut menyusut dan mulai berputar. Proses ini mula-mula berjalan lambat, selanjutnya semakin cepat dan bentuknya berubah dari bulat menjadi semacam cakram. Sebagian besar materi mengumpul di pusat cakram, yang kemudian menjadi matahari sedang sisanya tetap berputar dan terbentuklah planet beserta satelitnya.

  2. Teori Planetesimal

    Teori ini dikemukakan oleh Thomas Chamberlin, yang menyatakan bahwa matahari telah ada pada awalnya kemudian ada bintang yang mendekat dengan daya tarik sangat besar melintasi ruang angkasa dan berada dekat matahari. Sehingga, terja dilah penarikan massa matahari oleh bintang tersebut. Massa matahari yang terhambur inilah yang membentuk planet.

  3. Teori Tidal atau Teori Pasang Surut

    Teori ini dikemukakan oleh James H. Jeans dan Harold Jeffres pada tahun 1919. Menurut teori ini ratusan juta tahun yang lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang. Pada waktu itu sebagian massa matahari tertarik dan lepas. Bagian-bagian yang lepas kemudian mem bentuk planet-planet.

  4. Teori Awan Debu

    Teori ini dikemukakan oleh Fred L. Whipel, Fred Hoyle, dan Hannes Alven, yang menyatakan bahwa tata surya berasal dari gumpalan gas dan debu yang mem bentuk cakram di bagian tengah dan tipis di pinggirnya. Bagian tengah membentuk matahari (karena menekan sehingga panas dan pijar) sedangkan pinggirmya membentuk planet (karena berputar dengan cepat).

  5. Teori Bintang Kembar

    Teori ini dikemukakan oleh Lyttleton, yang menyatakan bahwa matahari adalah bintang kembar yang berdekatan. Kemudian melintas sebuah benda langit dan menabrak salah satu bintang sehingga meledak dan pecahannya berputar mengelilingi bintang yang tidak meledak. Gravitasi bintang yang tidak meledak menimbulkan putaran. Bintang yang tidak meledak menjadi matahari, sedangkan pecahan bintangyang meledak menjadi planet-planet dan satelit.

  6. Hipotesis Kuiper

    Teori ini dikemukakan oleh Gerarad P. Kuiper, yang menyatakan bahwa alam semesta terdiri atas formasi bintang-bintang. Teori ini menyatakan bahwa dua pusat yang memadat berkembang dalam suatu awan antarbintang dari gas hidrogen. Pusat yang satu lebih besar daripada pusat yang lainnya, kemudian memadat menjadi bintang tunggal (matahari).

Anggota Tata Surya

  1. Matahari

    Matahari merupakan bola gas mahabesar yang menyala. Diameter matahari kira-kira 1.400.000 km, lebih dari 100 kali diameter bumi. Massa matahari itu sama dengan 333.420 kali massa bumi. Matahari mempunyai suatu tarikan gravitasi sebesar 28 kali lebih kuat daripada tarikan gravitasi bumi. Di pusat matahari suhunya mencapai 14.000.000 °C atau lebih, namun suhu pada permukaan matahari jauh lebih dingin, yaitu antara 5.000 C dan 6.000 C.

    Pembagian susunan tubuh matahari atau struktur matahari adalah sebagai berikut.

    • Inti -- Inti atau bagian dalam dari matahari merupakan bagian terbesar dari matahari. Di sinilah terjadi reaksi-reaksi thermonuclear. Temperaturnya mencapai 20 juta derajat Kelvin.
    • Fotosfer -- Permukaan (kulit) matahari yang disebut fotosfer. Dari sinilah datangnya sinar matahari yang dapat kita lihat di bumi. Temperatur dari lapisan ini adalah 6.000 Kelvin. Permukaan fotosfer berbintik-bintik (berbutir-butir), yang disebut granulasi fotosfer. Pada permukaan fotosfer tampak tempat-tempat yang menghitam, yang disebut noda matahari (sun spot).
    • Atmosfer Matahari -- Di atas lapisan fotosfer terdapat lapisan atmosfer dari matahari yang terdiri atas tiga bagian, yaitu lapisan pembalikan, kromosfer, dan korona.


      • Lapisan pembalikan -- Lapisan pembalikan adalah lapisan gas pijar yang dingin, terdiri atas bermacam-macam logam. Pada waktu terjadi gerhana matahari spektrum selubung gas ini kelihatan dengan jelas.
      • Kromosfer -- Kromosfer adalah lapisan gas yang sangat panas dan sangat renggang yang menyelubungi matahari.
      • Korona -- Korona adalah lapisan gas yang renggang di sekeliling matahari di luar kromosfer, berwarna putih berkilau kilauan. Temperaturnya mencapai 1.000.000 Kelvin.


    • Noda-Noda Matahari -- Pada suhu mencapai 4.000 °C, noda-noda matahari tampak gelap. lebih dingin, dan kurang cerah dibanding dengan bagian lain dari fotosfer. Bagian dari noda matahari yang berwarna gelap disebut umbra dan yang berwarna lebih terang disebut penumbra.
  2. Planet

    Planet adalah benda langit yang gelap, tidak mempunyai cahaya sendiri, dan selalu beredar mengelilingi sebuah bintang sejati yaitu matahari.

    Berdasarkan lintasan planet dibedakan menjadi dua, yaitu:

    • Planet dalam -- Adalah planet-planet yang lintasannya di antara bumi dan matahari, yang terdiri atas merkurius dan venus.
    • Planet luar -- Adalah planet-planet yang lintasannya mengelilingi matahari lebih besar daripada jari-jari lintasan bumi disaat mengelilingi matahari, yang terdiri atas mars, yupiter, saturnus, uranus, dan neptunus.

    Berdasarkan letaknya planet dibedakan menjadi:

    • Planet Inferior -- Adalah planet-planet yang memiliki orbit lebih kecil daripada orbit bumi, yaitu merkurius, mars, dan venus.
    • Planet Superior -- Planet yang memiliki orbit lebih besar daripada orbit bumi, yaitu: jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus.

    Berdasarkan sifat fisiknya, planet dibedakan menjadi:

    • Planet Terestrial (kebumian) -- Planet yang termasuk dalam planet terestrial adalah planet yang mempunyai sifat sama dengan bumi. Planet terestrial adalah merkurius, venus, bumi, dan mars.
    • Planet Raksasa (Jovian) -- Planet raksasa adalah planet yang sifatnya hampir sama dengan jupiter. Jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus termasuk dalam planet raksasa.

    Secara lebih terperinci, penjelasan tentang planet adalah sebagai berikut.

    • Merkurius

      Merkurius dikenal dalam bahasa Arab sebagai utarid, dan dalam bahasa Sanskerta disebut Lintang Buddha. Merkurius adalah planet yang letak nya paling dekat dengan matahari. Jarak rata-ratanya dari matahari kurang lebih 58 juta km. Beredar mengelilingi matahari dalam waktu 88 hari. Garis tengahnya kira-kira 4.800 km, hanya sekitar sepertiga lebih be sar dari bulan kita. Temperatur bagian yayang disinari matahari mencapai 400 °C, yang tidak terkena sinar matahari suhunya 200 °C. Tidak memiliki satelit. Permukaan planet penuh dengan kawah dan cengkungan-cengkungan.

    • Venus

      Planet Venus dikenal dalam bahasa Arab dengan Zuhara dan dalam bahasa Sanskerta disebut Sita. Venus adalah bintang yang sangat terang, yang selalu nampak di langit bagian barat pada waktu matahari terbenam (bintang senja) dan di langit bagian timur pada waktu matahari terbit (bintang fajar).

      Diameter Venus berukuran sekitar 1.100 km. Massanya kurang lebih 4/5 massa bumi. Kepadatannya sekitar 9/10 dari kepadatan planet Bumi. Venus mungkin terbit 4 jam sebelum matahari terbit dan mungkin terbenam 4 jam setelah matahari terbenam. Venus berputar mengelilingi matahari dalam 225 hari dalam orbit yang hampir sirkuler. Pada saat berputar, Venus berotasi pada sumbunya selama 243,1, dari timur ke barat bukan dari barat ke timur. Planet ini berotasi sedikit miring terhadap bidang orbitnya. Venus selalu diliputi awan-awan yang sangat tebal, dari banyaknya awan tersebut, dapat dipastikan bahwa Venus mempunyai atmosfer yang amat tebal/pekat yang mengandung banyak uap air, karbon dioksida, dan juga oksigen.

      Suhu di permukaan Venus adalah sekitar 480 °C. Sekitar 95% atmosfer di Venus terdiri atas karbon dioksida, sedangkan oksigen, hidrogen, nitrogen, neon, dan amoniak jumlahnya sangat sedikit. Uap air hanya ada dalam jumlah yang sangat kecil, yaitu kurang dari 1% dari jumlah total berat udara.

    • Bumi

      Satu-satunya planet di tata surya yang didalamnya terdapat kehidupan. Menurut taksiran para ilmuwan, massa bumi adalah 5,96 × 1027 g. Bumi memiliki ukuran yang dinyatakan dengan angka bulat, keliling pada equator 40.000 km, jari-jari pada equator 6.378 km. Bumi mempunyai ukuran yang hampir sama dengan Venus. Bumi mengalami rotasi selama 24 jam dan mengadakan revolusi selama 365 hari. Bumi memiliki atmosfer dan mempunyai sebuah satelit berupa bulan.

    • Mars

      Mars berukuran jauh lebih kecil daripada bumi. Rata-rata diameternya 6.780 km, lebih sedikit dari ½ garis tengah bumi. Volumenya hanya sekitar ½ dari volume Bumi. Perbandingan massa Mars dengan massa bumi ada lah 11:110. Perbandingan kepadatan Mars dengan kepadatan bumi adalah 70: 100. Jumlah cahaya dan panas yang dite rima Mars dari matahari pada tiap-tiap permukaannya, adalah kurang dari ½ yang diterima oleh bumi.

      Jarak rata-rata Mars dari matahari adalah sekitar 228.000.000 km. Mars menyelesaikan orbitnya mengelilingi matahari dalam 687 hari, berjalan sepan jang lintasannya pada kecepatan rata-rata 24 km per detik. Panjang hari di pla net Mars adalah 24 jam 37 menit 23 detik. Kutubnya berteras dan diselimuti oleh es. Mempunyai 2 satelit yaitu Phobos dan Deimos. Suhu rata-rata dingin, hal ini disebabkan karena atmosfernya sangat tipis.

    • Jupiter

      Jupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya kita, lebih besar dari bintang lainnya. Volumenya 1.300 kali volume Bumi. Garis tengahnya 142.860 km. Jupiter dapat dilihat dengan mudah karena dua sebab utama, yaitu Jupiter memiliki ukuran yang sangat besar dan planet nya memantulkan lebih dari 70% cahaya matahari yang jatuh di atas permukaannya.

      Planet itu berputar pada sumbunya kurang dari 10 jam. Daya tarik gravitasi Jupiter 2,65 kali daya tarik bumi. Jupiter bergerak mengelilingi matahari pada jarak rata-rata hampir 779.000.000 km dari matahari. Jupiter memerlukan waktu hampir 12 tahun untuk mengelilingi matahari. Jupiter memiliki sebuah cincin, yang terdiri atas debu yang sangat tipis. Jupiter memiliki massa kira-kira sebesar 2/3 dari seluruh massa dalam tata surya kita di luar matahari, atau kira-kira 320 kali lebih besar dari massa bumi kita. Jupiter memiliki kepadatan yang relatif kecil, yaitu kurang dari kepadatan air dan berat jenisnya lebih kecil dari berat jenis air.

      Suhu di permukaan Jupiter sangat rendah, kira-kira-130 °C. Gaya gravitasi planet Jupiter 2½ kali dari gaya gravitasi Bumi, hal ini disebabkan oleh besarnya massa planet tersebut. Terdapat bercak merah besar yang merupkan suatu topan hebat yang mengamuk di bagian atas atmosfer Jupiter.. Bercak Merah Besar tersebut berbentuk lonjong dan bergaris tengah berukuran sekitar 50.000 km.

    • Saturnus

      Saturnus adalah salah satu planet yang memiliki keindahan sistem cincin yang melingkarinya. Sistem Saturnus tidak hanya meliputi planet dan cincin-cincinnya, tetapi termasuk 22 buah satelit yang dimilikinya. Jarak rata-rata Saturnus dari matahari 1.428.000.000 km. Volumenya hampir 750 kali volume bumi; luas daerah permukaannya lebih dari 80 kali daerah permukaan bola bumi. Kepadatan Saturnus sangat rendah hanya sekitar kepadatan air, jauh lebih rendah dari kepadatan planet lain.

      Terdapat suatu sabuk putih lebar yang amat cemerlang di sekitar ekuator Saturnus. Kedua kutubnya tertutup warna hijau kusam. Spektroskop mengungkapkan adanya atmosfer yang tebal. Seperti atmosfer Jupiter, amosfer Saturnus mengandung amoniak dan metana (gas rawa).

    • Uranus

      Jarak rata-rata Uranus dari matahari adalah 2.870.000.000 km dan mengelilingi matahari dalam satu kali lintasan selama 84,01 tahun. Uranus mempunyai diameter sekitar 50.100 km pada ekuator. Uranus berotasi di sekeliling sumbunya sekali setiap 24 jam. Suhu maksimum permukaan planet itu adalah 180 °C. Uranus memiliki atmosfer yang sangat tipis, yang terdiri atas amonia dan metan.

      Uranus mempunyai 27 satelit yang berputar mengelilinginya dalam bidang datar equator planet. Terdapat 15 buah cincin yang mengelilingi planet ini. Kelimabelas cincin itu tipis dan sempit berukuran intar 9 sampai 100 km dan berwarna gelap.

    • Neptunus

      Jarak rata-rata Neptunus dari matahari adalah 4.500.000.000 km. Neptunus memerlukan waktu sekitar 165 tahun untuk menyelesaikan rotasinya di sekitar matahari, periode rotasinya 22 jam. Diameter planet sekitar 48.600 km pada ekuatornya. Seperti Uranus, Neptunus berbentuk sebuah cakram yang kehijau-hijauan, Atmosfer Neptunus terdiri atas metan dan amonia, dengan jumlah metan yang lebih banyak. Suhu maksimum pada permukaan Neptunus se kitar-190 °C. Neptunus mempunyai 14 satelit.


Teori Pusat Tata Surya

  1. Teori Geosentris

    Teori ini dikemukakan oleh Ptolomeus, yang menyatakan bahwa semua benda angkasa termasuk matahari beredar mengelilingi bumi sebagai pusat tata surya/ porosnya.

  2. Teori Heliosentris

    Teori ini dikemukakan oleh Copernicus, yang menyatakan bahwa matahari merupakan pusat tata surya dan planet-planet mengelilingi matahari.

  3. Hukum Kepler

    • Hukum Kepler I -- Semua planet beredar mengelilingi matahari dengan lintasan berbentuk elips dan matahari berada disalah satu titik apinya.
    • Hukum Kepler II -- Dalam periode yang sama, garis hubung antara matahari dengan planet membentuk bidang-bidang yang sama luasnya.
    • Hukum Kepler III -- Pangkat dua periode sebuah planet mengelilingi matahari, berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-rata ke matahari.

Gerhana

Dalam tata surya kita peredaran planet juga dilakukan oleh satelitnya terhadap matahari. Pada planet Bumi revolusi bumi terhadap matahari juga dilakukan oleh satelitnya yaitu bulan. Suatu saat peredaran bumi dan bulan berada pada satu garis lurus dan mengakibatkan terjadinya gerhana.

  1. Gerhana Bulan

    Gerhana bulan dapat terjadi jika matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus atau bila bumi terletak di antara bulan dan matahari. Pada saat itu bulan menyilang bayangan bumi. Gerhana bulan sempurna berlangsung jika bulan lewat tepat pada ujung kerucut bayangan pusat (umbra), tetapi kalau bulan hanya lewat penumbra (daerah samping bayangan), maka yang terjadi adalah gerhana bulan sebagian.

  2. Gerhana Matahari

    Gerhana matahari terjadi jika matahari, bulan, dan bumi berada pada satu garis lurus atau bila bumi terletak di antara bulan dan matahari, atau bulan berada di antara bumi dan matahari. Di suatu tempat di bumi jika bulan tampak menghalangi matahari sepenuhnya, maka terjadilah gerhana matahari total, sedangkan di tempat yang lain bila bulan hanya melintasi titik tengah matahari, maka yang terjadi gerhana matahari sebagian.

Teori Pembentukan Bumi

  1. Teori Apungan dan Pergeseran Benua

    Teori ini mengatakan bahwa semua benua berasal dari satu daratan yang sangat luas yang disebut pangea. Pecahnya Benua Pangea disebabkan oleh gerakan benua besar di selatan baik ke arah barat maupun ke utara menuju khatulistiwa. Teori ini dikemukakan oleh A. L. Wegener (1880-1930). Beberapa hal yang menjadi dasar teori AL. Wegener adalah sebagai berikut:



    • Garis pantai timur Benua Amerika Utara mempunyai persamaan dengan garis pantai barat Eropa.
    • Benua Afrika mempunyai persamaan yang mencolok dengan Asia barat, yang menimbulkan persepsi bahwa kedua garis yang sama tersebut dahulunya merupakan daratan yang berimpitan.
    • Sebagian belahan bumi selatan tertutup es.

  2. Teori Kontraksi

    Teori ini menyatakan bahwa bumi berangsur-angsur mengalami penyusutan dan pengerutan karena pendinginan. Pengerutan ini menyebabkan bumi menjadi tidak rata, sehingga dalam kurun waktu yang lama terbentuk gunung-gunung dan lem bah-lembah. Teori ini dikemukakan oleh Rene Descartes (1596-1650).

  3. Teori Laurasia dan Gondwana

    Edward Suess (1831-1914) meneruskan teori Wagener, menyatakan bahwa persamaan geologi yang ter dapat di Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika karena pada awalnya daratan-daratan tersebut satu, yang disebut Benua Pangea, kemudian pecah menjadi dua: Benua Laurasia dan Benua Gondwana. Selanjutnya berevolusi menjadi benua-benua seperti saat ini. Daratan yang berupa benua-benua sekarang ini merupakan sisa-sisa dari bagian daratan lain yang tenggelam ke dasar samudra.

Karakteristik Pelapisan Bumi

  1. Pelapisan Bumi (Kerak Bumi)

    Kerak bumi adalah lapisan yang paling atas dan tipis (seperti kulit ari) yang disebut dengan litosfer. Lapisan kerak bumi itu terdiri atas dua bagian, yaitu kerak benua (ketebalan sekitar 40 km) dan kerak dasar samudra (ketebalan sekitar 10 km). Ketebalan kerak bumi di bawah benua adalah 30 kilometer, sedangkan di bawah samudra 5 hingga 7 kilometer.

    Kerak samudra berumur kurang dari 200 juta tahun, terbentuk oleh letusan gunung api sepanjang celah-celah bawah laut (disebut pematang tengah samudra) dengan material penyusun berupa batuan basal.

    Lapisan kerak bumi berumur 3,8 milyar tahun dan tersusun dari batuan granit ringan, sementara lapisan di bawahnya berupa batuan basal yang lebih rapat yang terbentuk melalui bermacam-macam proses. Batuan tertua dijumpai di masa Prakambrium sedangkan batuan yang lebih muda terbentuk selama zaman-zaman pembentukan gunung.

    Angin dan hujan menggerus kerak benua dan menciptakan pasir, debu, serta lumpur yang hanyut ke samudra sehingga terbentuk suatu lapisan sedimen yang sangat tebal sehingga menutup lapisan batuan basal, lava bantal, retas vertikal, dan gabro berbutir kasar.

  2. Dinamika Kerak Bumi

    Kerak bumi terpecah menjadi sekitar 12 lempeng yang saling bergerak mendatar. Dinamakan lempeng karena bagian litosfer itu mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal (panjang dan lebar) tetapi berukuran kecil ada arah vertikal.

    Pergeseran lempeng yang tidak sama mengakibatkan ada tiga jenis batas pertemuan antar lempeng, yaitu dua lempeng saling menjauh (divergent junctions), dua lempeng saling bertubrukan (subduction zobes), dan dua lempeng saling berpapasan (transform fault). Berikut adalah penjelasan tentang teori pertemuan lempeng.

    • Dua Lempeng Saling Menjauh (Divergent-Junctions)

      Peristiwa ini terjadi apabila arah pergerakan lempeng (baik lempeng benua maupun lempeng samudra) saling bertolak belakang. Contoh perbatasan divergent lempeng samudra adalah punggungan samudra dan perbatasan divergent lempeng benua adalah Lembah Retak Besar Afrika. Kejadian yang dijumpai di daerah divergent junction yaitu :


      • Aktivitas vulkanisme laut.
      • Aktivitas gempa.
      • Perenggangan lempeng yang disertai dengan tumbukan di kedua tepi lempeng.
      • Pembentukan tanggul dasar samudra (mid ocean ridge).

    • Dua Lempeng Saling Menumbuk (Subduction zone)

      Lempeng dasar samudra yang lebih tipis didesak ke bawah oleh lempeng benua yang lebih tebal dan kaku. Dasar palung merupakan tempat perusakan lempeng benua akibat pergesekan dua lempeng dan terjadi pula pengendapan batuan yang berasal dari laut dalam maupun yang diendapkan dari darat. Endapan campuran itulah yang dinamakan batuan bancuh atau mélange. Bongkahan lempeng benua yang hancur akibat pergesekan akan menambah campuran bancuh tersebut. Di sepanjang zone subduction bermunculan puncak gunung api dan sering terjadi gempa bumi yang kadang-kadang sangat kuat. Di daerah tumbukan dua lempeng terjadi beberapa fenomena, yaitu :


      • Lempeng dasar samudra menunjam ke bawah lempeng benua.
      • Terbentuk palung laut di tempat tumbukan itu.
      • Pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan.
      • Terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ektrusi.
      • Merupakan daerah hiposentrum gempa baik dangkal maupun dalam yang dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi tektonik dan gelombang tsunami.
      • Penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng.
      • Timbunan sedimen campuran yang dalam geologi dikenal dengan nama batuan bancuh atau melange.

      Contoh fenomena yang diakibatkan oleh tumbukan dua lempeng, antara lain Palung Jawa (sebelah Selatan Pulau Jawa), Pegunungan di pantai Barat Amerika, deretan pulau Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara.

    • Dua Lempeng Saling Berpapasan/Pergeseran Mendatar

      Di daerah seperti itu terdapat aktivitas vulkanisme yang lemah dan gempa yang tidak kuat. Gejala pergeseran itu tampak pada tanggul dasar samudra yang tidak berkesinambungan, melainkan terputus-putus.


Struktur Bumi

  1. Atmosfer

    Merupakan lapisan gas yang menyelubungi bumi atau dalam kehidupan sehari-hari disebut dengan udara. Tebal atmosfer sekitar 48.000 km dihitung dari permukaan air laut.

  2. Hidrosfer

    Merupakan lapisan air yang ada di bumi. Hidrosfer meliputi lautan, danau, sungai, dan es yang terdapat di kutub. Hidrosfer mempunyai pengaruh yang besar terhadap atmosfer karena air yang menguap akan membentuk awan yang selanjutnya menimbulkan hujan dan kembali ke laut dalam suatu siklus yang disebut siklus hidrologi.

  3. Kulit bumi

    Tebalnya kurang lebih 32 km, merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia yang berupa daratan sebagai tempat tinggal manusia.

  4. Mantel bumi (Centrosfer)

    Mantel bumi letaknya pada kedalaman 400 km, terdiri atas 3 bagian.

    • Bagian Atas

      Dicirikan oleh sebaran gelombang gempa rendah, terutama gelombang S. Terletak pada kedalaman 400-450 km. Tersusun oleh susunan batuan Eklogit, Pridotit yang kaya akan mineral-mineral Mg, Ca, Na, Silikat, dan Na.

    • Bagian Tengah

      Dicirikan dengan landasan kecepatan gelombang gempa yang tinggi. Terletak pada kedalaman 450-1000 km. Kaya akan silikat besi padat, Mg. Ca, silikat, dan oksida besi.

    • Bagian Bawah

      Dicirikan dengan kenaikan kecepatan rambat gelombang gempa selaras dengan bertambahnya kedalaman. Terletak pada kedalaman 1000-2900 km. Terdiri atas Oksida besi padat, Mg, dan SiO2.

  5. Inti bumi

    Intibumi (core) terbagi menjadi 2, yaitu inti bumi luar (outer core) dan inti bumi dalam (Inner core).

    • Inti Bumi Luar (Outer Core)

      Inti bumi luar terdapat pada kedalaman 2.900-5.100 km terdiri atas besi dan sejumlah Silia, Sulfur dan oksigen. Massa jenis lapisan ini sekitar 8,9.

    • Inti Bumi Dalam (Inner Core)

      Inti bumi dalam terdapat pada kedalaman 5.100 - 6371 km yang terdiri atas besi padat (solid iron). Massa jenis lapisan ini sekitar 9,6.

Rotasi Bumi

Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada poros (sumbunya). Dalam sekali putaran bumi memerlukan waktu 24 jam, dan arah perputarannya dari barat ke timur.

  1. Bukti-Bukti bahwa Bumi Berotasi

    • Percobaan Berzenberg dan Reich (1802)

      Percobaan yang dilakukan oleh Berzenberg dan Reich adalah menjatuhkan peluru-peluru logam dari ketinggian tertentu, yaitu dari menara setinggi 110 m. Ternyata peluru-peluru tersebut tidak pernah bisa jatuh tepat di titik yang tegak lurus, tetapi arah jatuhnya selalu melenceng ke arah timur. Hal ini membuktikan bahwa bumi selalu berputar, karena kalau bumi itu diam, maka peluru-peluru tersebut pasti jatuhnya tepat di bawah titik jatuhnya.

    • Percobaan Ayunan Foucault (1852)

      Pada tahun 1852 Seorang ilmuwan dari Prancis bernama Foucault melakukan percobaan di kota Paris. Percobaan tersebut dengan menggunakan sebuah bandul besi yang sangat berat, digantungkan pada tali yang panjangnya lebih dari 60 m, dan dikaitkan pada langit-langit kupel di sebuah gedung Pantheon di kota Paris (49 LU). Mula-mula bandul besar ditarik ke samping, kemudian dilepaskan dan dibiarkan berayun. Gerak ayunan dari bandul dapat diteliti dan dicatat, karena ada sebuah pin yang diletakkan di bagian bawah bandul. Pin tersebut akan membuat goresan-goresan kecil pada pasir halus yang diletakkan di dalam bak di bawah bandul tersebut sewaktu bandul berayun.

      Setelah beberapa saat dapat terlihat dengan jelas, bahwa bidang ayunan bandul tersebut bergeser membuat putaran dengan arah yang sama dengan arah gerak jarum jam. Hal ini menandakan bahwa bumi yang berada di bawah bandul berputar dengan arah yang berlawanan dengan arah gerak jarum jam.

  2. Akibat Rotasi Bumi


    • Peredaran semu harian benda-benda langit, yaitu pergerakan dari timur ke barat yang tampak pada benda-benda langit dan matahari.
    • Peristiwa siang dan malam.
    • Perbedaan waktu, terdapat perbedaan daerah waktu di dunia berdasarkan letak garis lintang dan garis bujurnya. Tiap 1 jarak dua garis meredian yang berurutan, waktunya berbeda 4 menit, atau tiap 15 berbeda 1 jam.
    • Perbedaan arah angin pasat.
    • Bentuk bumi yang pepat.
    • Perbedaan besarnya gaya gravitasi bumi.

Revolusi Bumi

Bumi di samping berputar mengelilingi sumbunya sekali sehari, juga berputar mengelilingi matahari atau yang disebut dengan revolusi.

  1. Bukti-Bukti bahwa Bumi Berevolusi

    • Aberasi (Sesatan Cahaya)

      Orang melihat sebuah bintang S melalui sebuah teropong O, jika teropong diam maka bintang S akan tampak gambamya di titik B, tetapi kenyatanya tidak demikian. Orang yang melihat dengan arah OS, bintang tersebut tidak terlihat di B (dengan arah SOB), melainkan melenceng ke sampingnya yaitu di titik B'. Hal ini menunjukkan bahwa teropong tersebut tidak diam, tetapi bergerak mengikuti bumi.

      Bersamaan dengan berjalannya cahaya dari titik O sampai B, teropong berpindah tempat atau berubah arahnya, berakibat cahaya tidak lagi jatuh di titik B, melainkan di samping titik B. Dapat dilihat bintang tidak lagi dalam arah OS, tetapi dalam arah OS'. Bintang seolah-olah bergeser dengan arah yang sama dengan gerakan itu. Gejala ini disebut sesatan cahaya, atau aberasi cahaya.

    • Parallaxis (Beda Lihat)

      Parallaxis adalah sudut dengan seluruh jari-jari lintasan bumi dilihat dari sebuah bintang. Sudut akan semakin kecil jika jarak bintang semakin jauh dari matahari. Bintang-bintang di langit mempunyai jarak yang sangat jauh dari burni, menyebabkan sudut parallaxis bintang-bintang pun sangat kecil.

  2. Akibat Revolusi Bumi


    • Pergeseran matahari antara garis balik utara dengan garis balik selatan.
    • Perubahan lamanya siang dan malam.
    • Adanya pergantian musim.
    • Peredaran semu tahunan matahari.
    • Adanya zodiak dan rasi-rasi bintang.
    • Adanya perhitungan tarikh matahari.

Demikian penjelasan mengenai Alam Semesta, Tata Surya dan Bumi yang ada di artikel ini. Kalau kamu ingin lebih tahu tentang Alam Semesta, Tata Surya dan Bumi, kamu bisa coba kuis hanya di Akui.