Mitos dan Fakta Vitamin C - Forensik
Katanya, mengonsumsi vitamin C bisa mencegah COVID-19, lho? Apa benar begitu? Yuk, kupas informasi mitos dan fakta vitamin C di artikel FORENSIK ini!
Waduh, ini nih! Meskipun banyak yang bilang, bukan berarti kabar tersebut sudah pasti benar. Kita tetap harus cek lagi kebenarannya supaya terhindar dari hoax. Biar nggak bingung lagi, yuk kita bahas mitos dan fakta seputar vitamin C! Sebelum itu, kita kenal lebih dalam dulu, mengenai vitamin yang identik dengan rasa asam ini!
Vitamin C
Vitamin C atau yang juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat, merupakan vitamin yang secara kimiawi paling sederhana dibandingkan vitamin lainnya. Oleh karena itu, vitamin C adalah vitamin yang pertama kali dipurifikasi dan ditentukan struktur kimianya.
Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Karakteristik dari vitamin C antara lain mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.
Vitamin C juga merupakan vitamin yang paling banyak diproduksi oleh industri. Ada yang dikemas dalam bentuk tablet hisap, kapsul, maupun minuman kaleng atau botol. Nggak cuma diproduksi oleh industri, vitamin C juga banyak terkandung dalam berbagai buah dan sayur yang mudah ditemui. Misalnya jeruk, lemon, dan paprika. Sudahkah kamu mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin C.
Mitos dan Fakta Vitamin C
Makin Banyak Dikonsumsi Makin Bagus
Vitamin C Bisa Turunkan Berat Badan
Vitamin C Bisa Mencegah COVID-19
Jeruk Merupakan Sumber Vitamin C Paling Baik
Katanya sih... Makin banyak dikonsumsi makin bagus untuk tubuh. Ada juga yang bilang kalau setidaknya kita harus mengkonsumsi 1000Mg vitamin C dalam satu hari. Bener ga sih kawan...
Jawabannya... FAKTA!
Vitamin C memang baik untuk dikonsumsi, asalkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Kebutuhan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral, umumnya mengacu pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI. AKG merupakan nilai kecukupan rata-rata yang disarankan bagi semua orang dalam satu lingkup yang sama.
Kebutuhan vitamin C setiap individu berbeda-beda, tergantung usia, berat badan, tinggi badan, dan berbagai faktor lainnya. Tapi, sebagai pedoman umum, kamu bisa menggunakan aturan Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2019 yang sudah dirangkum dalam infografik berikut sebagai acuan.
Vitamin C adalah mikronutrien yang larut dalam air dan tidak disimpan di dalam tubuh. Jadi, ketika tubuh sudah mendapatkan vitamin C dalam jumlah yang cukup, maka kelebihannya akan dibuang melalui urin.
Jika vitamin C dalam tubuh sangat berlebih, ada beberapa efek samping yang berbahaya, lho! Salah satunya yaitu organ hati akan bekerja lebih keras dan bisa menimbulkan masalah kesehatan lain yang merugikan kesehatan, seperti batu ginjal.
Selain itu, mengonsumsi vitamin C berlebih bisa menimbulkan gangguan pencernaan, seperti sakit perut (mulas), diare, mual, dan muntah. Kamu juga berisiko mengalami sakit kepala dan insomnia. Jadi, mulai sekarang konsumsi vitamin C sesuai dosis yang dianjurkan, ya!
Desas-desusnya vitamin C bisa menurunkan berat badan. Bener ga sih kawan...
Ternyata, desas-desus yang satu ini nggak sepenuhnya salah tapi juga nggak sepenuhnya benar alias
OKELAH...Perlu kamu ketahui, vitamin C itu memang dibutuhkan tubuh dalam proses pembakaran lemak. Orang yang memiliki asupan vitamin C cukup dalam tubuhnya, bisa membakar lebih banyak lemak ketika berolahraga.
Jadi, vitamin C memang bisa membantu menurunkan berat badan apabila dikombinasikan juga dengan pola makan yang sehat dan olahraga teratur.
Ini yang kemarin sampai bikin Panic buying suplemen dan minuman bervitamin C di Supermarket. Katanya, vitamin C bisa mencegah COVID-19! Hmmm.. mitos atau fakta, ya?
Jawabannya... Bukan fakta tapi juga bukan mitos! Lalu gimana?
OKELAH...Jadi, vitamin C ini memang memiliki kemampuan yang efektif dalam meningkatkan imun tubuh atau daya tahan tubuh. Nah, ketika imunitas sedang berada pada kondisi maksimal, risiko tubuh tertular penyakit pun jadi menurun.
Tapi, manfaat vitamin C tersebut hanya bisa didapatkan jika diimbangi dengan gaya hidup sehat. Artinya, mengonsumsi vitamin C secara teratur saja tidak serta-merta membuat kamu kebal dari COVID-19.
Pencegahan COVID-19 akan efektif dan maksimal jika kamu menjalani gaya hidup sehat, yaitu menjaga pola makan sehat dan bergizi (termasuk mengonsumsi vitamin dan mineral sesuai dosis yang dianjurkan), olahraga teratur, istirahat yang cukup, melakukan vaksinasi, serta menaati protokol kesehatan 5M(Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas).
Ngomongin vitamin C, pikiran kita pasti langsung terarah kepada buah jeruk. Selain jeruk beberapa sumber makanan yang mengandung vitamin C antara lain paprika, lemon, kiwi, stroberi, nanas, pepaya, dan melon. Bahkan sayuran seperti brokoli dan kubis pun juga mengandung vitamin C, lho!
Tapi tau nggak sih, ternyata nggak ada tuh, yang namanya vitamin C yang bagus atau vitamin C yang paling baik. Semua sumber vitamin C itu baik, yang penting dikonsumsi sesuai dosis.
Jadi, jangan hanya terpaku pada satu sumber makanan kamu boleh banget makan makanan sehat lainnya untuk mencukupi kebutuhan vitamin C harian kamu. Kamu juga boleh minum vitamin C dalam bentuk tablet maupun minuman kaleng atau botol. Sesuai selera, yang penting sesuai dosis!
Itu tadi pembahasan mengenai vitamin C beserta beberapa mitos dan fakta seputar vitamin C yang beredar. Kamu tertipu di poin yang mana, nih? Atau tebakan kamu benar semua? Nah, biar nggak gampang tertipu info hoax, yuk perbanyak membaca artikel-artikel ilmiah di Forensik! InFORmasi KeREN dan ASIK di AjarinWeb.
Posting Komentar