Pola Pewarisan Sifat pada Hukum Mandel - Biologi
Pada artikel ini kita akan membahas persoalan pola pewarisan sifat dan persilangan dari Hukum Mandel.
--
『 Hukum Pewarisan Mendel 』
Teman-teman tahu kan Bapak Genetika Modern? Setelah membaca judul di atas pasti langsung tahu kan? Yup! Beliau adalah Mendel. Nama lengkapnya adalah Gregor Johann Mendel. Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya mengikuti suatu pola tertentu.
Penemuan itulah yang sampai sekarang kita sebut dengan nama Hukum Mendel. Nah, Hukum Mendel ini dibagi menjadi dua nih, yang pertama adalah Hukum I Mendel dan yang kedua adalah Hukum II Mendel.
Hukum I Mendel disebut juga dengan hukum segregasi bebas. Kenapa? Karena pada hukum ini, gen di dalam alel mengalami pemisahan (segregasi) secara bebas saat pembentukan gamet. Alel itu sendiri adalah pasangan gen yang terletak di lokus yang sama pada kromosom homolog.
Di sisi lain, Hukum II Mendel disebut juga dengan hukum asortasi bebas karena gen di dalam gamet mengalami penggabungan (asortasi) secara bebas saat pembentukan individu baru. Nah, Hukum I Mendel dan Hukum II Mendel ini diterapkan pada proses persilangan yang akan kita bahas pada artikel kali ini.
Sebelum kita masuk ke inti dari pembahasan kita, ada istilah-istilah dalam persilangan yang perlu kamu ketahui dulu nih. Supaya kamu nggak bingung, ayo kita kenali istilah-istilah tersebut. Apa saja ya? Ini dia!
Istilah dalam Persilangan
- Parental (P) = Induk/Orangtua
- Gamet (G) = Sel Kelamin
- Filial (F) = Keturunan/Anakan
- Genotip = Susunan gen penyusun sifat
- Fenotip = Sifat yang tampak
Setelah kamu tahu apa saja simbol dan istilah-istilah dalam persilangan itu, sekarang yang harus kamu ketahui adalah bagaimana cara dalam menentukan gamet. Gamet yang akan kita ketahui adalah berapa jumlahnya serta apa jenisnya.
Cara Menentukan Gamet
- Jumlah Gamet
Rumus: 2ⁿ,n = alel heterozigot yang terdiri dari satu gen dominan dan satu gen resesif. (contoh: Aa, Bb, Cc, Dd, dsb).
Contoh penentuan jumlah gamet:
๏ Aa → 2ⁿ = 2¹ = 2 (n bernilai 1 karena hanya memiliki 1 alel heterozigot, yaitu Aa)
๏ AaBb → 2ⁿ = 2² = 4 - Jenis Gamet
Contoh penentuan jenis gamet:
๏ Aa gamet terdiri dari 2 jenis, yaitu A dan a
๏ AaBb gamet terdiri dari :
Persilangan Monohibrid
Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda. Maksudnya adalah pada persilangan ini, kita hanya memperhatikan satu sifat saja, seperti warna bunga (merah, putih, dsb) atau bentuk buah (bulat, lonjong, dsb).
Pada persilangan monohibrid berlaku Hukum Mendel I karena pada saat pembentukan gamet kedua (G2), gen di dalam alel yang sebelumnya berpasangan akan mengalami pemisahan secara bebas dalam dua sel anak (gamet). Secara bebas di sini maksudnya adalah pemisahan kedua gen tersebut tidak dipengaruhi atau mempengaruhi pasangan gen yang lainnya.
Mendel melakukan persilangan monohibrid dengan satu sifat beda yang menunjukkan sifat dominansi yang muncul secara penuh dan sifat dominansi yang tidak muncul secara penuh (intermediet).
Kasus dominansi penuh
Persilangan pada kasus dominansi penuh akan terjadi apabila sifat gen yang satu lebih kuat dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Akibatnya, sifat gen yang lebih kuat itu dapat menutupi sifat gen yang lemah. Dalam hal ini, gen yang memiliki sifat yang kuat disebut gen dominan dan gen yang memiliki sifat yang lemah disebut gen resesif.
Perhatikan contoh di bawah ini, ya.
Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan gen M bersifat dominan penuh terhadap m. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!
Penyelesaian:
Berdasarkan persilangan di atas, kita bisa mengetahui perbandingan fenotip dan genotipnya. Perlu diingat kalau fenotip adalah sifat yang tampak. Jadi, berdasarkan hasil F2 kita bisa tahu kalau perbandingan fenotipnya adalah 3 : 1 (3 sifat merah : 1 sifat putih). Sedangkan, untuk perbandingan genotipnya diperoleh MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1.
Kasus dominansi tidak penuh (Intermediet)
Persilangan pada kasus intermediet terjadi apabila sifat dari kedua gen sama-sama kuat. Jadi, tidak ada gen yang bersifat dominan ataupun resesif.
Perhatikan contoh di bawah ini.
Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan M dan m sama-sama merupakan gen dominan. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!
Penyelesaian:
Persilangan Dihibrid
Pada persilangan dihibrid kita akan memperhatikan dua sifat beda atau lebih. Misalnya warna buah dan bentuk buah, warna buah, bentuk buah, dan rasa buah, dsb.
Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel karena pada saat pembentukan F2, gen di dalam gamet yang tadinya mengalami pemisahan kemudian akan bergabung secara bebas. Penggabungan secara bebas ini maksudnya adalah gen yang satu dapat secara bebas bergabung dengan gen yang lainnya tanpa adanya syarat tertentu.
Perhatikan contoh berikut ini.
Persilangan antara biji bulat kuning (BBKK) dengan biji kisut hijau (bbkk). Biji bulat (B) dominan terhadap biji kisut (b) dan warna kuning (K) dominan terhadap warna hijau (k). Lakukan persilangan sampai mendapat F2!
Penyelesaian:
Sehingga, akan diperoleh F2 = bulat kuning (B_K_), bulat hijau (B_kk), kisut kuning (bbK_), kisut hijau (bbkk). Perbandingan fenotip = bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau = 9 : 3 : 3 : 1.
Selesai sudah penjelasan kita hari ini soal Pola Pewarisan Sifat Hukum Mendel. Nah, kalau kamu cuma baca doang tanpa latihan soal, kan nggak afdol tuh. Oleh karena itu, di bawah ini ada latihan soal dari Akui (Ajarin Kuis) dari Ajarin Web. Langsung dicoba, ya!
Posting Komentar